Cari Blog Ini

Selasa, 16 September 2014

Stabilisasi tanah dapt dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :
            1. Secara mekanis.
            2. Dengan bahan tambahan.
add 1, secara mekanis artinya tanah yang ada dilokasi jika tidak memungkinkan untuk pengerasan akan dicampur dengan tanah lain yang akan merubah struktur tanah lokal misal : tanah lempung dicampur dengan tanah berpasir.
add 2, secara bahan tambahan ( additives ) artinya tanah lokal akan ditambah dengan bahan dari luar seperti : kapur, semen, abu terbang, aspal dll. hal ini dilakukan untuk meningkatkan kekuatan tekture, plastisitas, dan gradasi.
           
Dengan kemajuan technologi saat ini , stabilisasi tanah bukan hanya ditambah dengan bahan bahan tradisional yang ada seperti kapur, sekam padi , batu kerikil dll. tapi dengan kemjuan khususnya bioteknology kimiawi maka untuk saat ini pihak aplikasi                   [ kontraktor jalan ] tidak perlu repot-repot untuk mengaplikasikan BIOFERM - azeem . Apakah bioferm itu ? suatu formula tidak beracun dan ramah lingkungan ( echo-friendly ) dari campuran berbagai enzim organic yang diproduksi melalui proses fermentasi yang berfungsi untuk membuat mineral tanah lebih meningkatkan katalisasinya sehingga ikatan partikel tanah menjadi stabil dan kuat.
jadi dapat disimpulkan Bioferm akan berfungsi untuk :

   # Meningkatkan kepadatan tanah.
   # Mampu menahan beban secara maximal.
   # Mencegah keretakan dan lubang jalan,
   # Mengurangi permukaan jalan yang bergelombang.
   # Mengurangi perembesan air ke tanah.

Dimana penambahan dan pencampuran Bioferm ini sangat mudah karena berbentuk liquid / cairan yang dicampur dengan air .
Stabilisasi dengan Bioferm termasuk jenis yang ke-dua, tetapi untuk dilapangan agar lebih optimal lagi bisa dipadukan dengan jenis pertama juga. Kita lihat kondisi lapangan dan keadaan tanah lokasi.